LPK Talenta School resmi menjadi LPK Pemagangan Swasta (Sending Organization).
TALENTA SCHOOL
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA

News


Life Skill
Ahmad Jafar on 09/06/2016 at 4:00am (UTC)
 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan, statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu di awal abad ke-20 oleh bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu adalah bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress). Selain itu juga masih banyak beberapa kalangan yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, hal serupa diungkapkan oleh Erickson dimana pada masa remaja merupakan masa krisis identitas dan pencarian jati diri. Keadaan remaja yang sedang berproses kearah pencarian dan pembentukan diri ini kerap menimbulkan konflik, hal itu akan terus terjadi karena adanya unsur ketidak-siapan seorang remaja dalam menghadapai permasalahan yang muncul, baik dari internal maupun eksternal remaja tersebut. Ketidaksiapan remaja dalam mengatasi persoalan hidup tentu saja akan berpengaruh negative bagi perkembangan diri maupun lingkungan sekitarnya, missal; kehilangan orientasi tentang membangun masa depan, terjerumus ke dunia narkoba, minuman alcohol, pergaulan bebas, tawuran dan lain sebagainya.
Apalagi jika dikaitkan dengan semakin pesatnya perkembangan IMTEK pada abad ini, perlu ada penguatan baik secara in-formal, formal juga secara non-formal. Hal ini terkait pada kemampuan untuk memfilterisasi informasi-informasi negative yang masuk dan terus berkembang. Walaupun perkembangan yang terjadi merupakan kemajuan namun tidak dipungkiri juga akan memunculkan dampak negative bagi remaja yang secara nota bene sedang dalam masa pencaharian. Melihat kondisi remaja yang sangat rentan dengan konflik ini maka perlu adanya perhatian khusus bagi semua kalangan untuk lebih serius dalam melakukan pendekatan melalui program-program pendampingan dan pengembangan diri pada usia remaja.
Berkaitan dengan klasipikasi usia remaja, terdapat beberapa pendapat seperti menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12 - 18 tahun. Monk, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12 - 23 tahun, sedangkan menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12 - 23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan para ahli juga dapat dilhat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat variatif hal ini sangat berkaitan dengan kecakapan/ kemampuan remaja dalam pemenuhan kapasitas diri sebagai sosok orang dewasa.
Dalam klasifikasi kelas umur, manusia memiliki empat kelas umur (KU), yaitu KU bayi (infant), KU remaja (juvenile, sub adult), KU dewasa (adult) dan KU tua / manula (old). Diantara empat kelas umur tersebut, kelas umur remaja yaitu kelas umur manusia yang penuh dinamis, apakah kedinamisan itu muncul dari rangsangan dalam dirinya itu sendiri atau rangsangan dari luar yaitu lingkungannya. Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang rawan dan apabila sukses dalam pembinaan dan pengarahannya tentu berdampak positif terhadap kehidupan remaja itu sendiri. Namun, jika salah asuh, salah dalam pembinaan dan pengarahannya dari para pihak yang terkait, misalnya orang tua, pendidik dan para ulama, maka bisa berdampak buruk terhadap kehidupan remaja itu sendiri baik dalam kehidupan masa kini maupun dalam kehidupan masa mendatang. Cita-cita dan harapan yang diinginkan para orang tua, pendidik dan para ulama yaitu para remaja yang bisa meraih kesuksesan dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Untuk mewujudkan cita-cita dan harapan tersebut, maka dalam makalah ini akan diuraikan pentingnya remaja untuk memiliki pemahaman mencapai kesuksesan dan dalam menghadapi tantangan masa depan melalui pendekatan rasionalisasi antara soft skills dan hard skills.
Dalam terjemahan bebas, soft skills(life skills) adalah keterampilan mendasar/pokok bagi seseorang yang merupakan non teknis, tidak nyata, kepribadian, keterampilan spesifik yang menentukan kekuatan orang itu sendiri, seperti seorang pemimpin, pendengar ,negosiator, komunikator, motivator, dan mediator konflik. Sedangkan hard skills adalah keterampilan seseorang secara nyata diperoleh dari hasil pendidikan, pelatihan, pengalaman dan memiliki tingkat keahlian. Hard skills yang dimiliki lebih berorientasi kepada suksesnya pendidikan formal / informal, pelatihan, pengalaman dan keahlian. Dengan demikian dalam makalah ini, secara sistematik akan diuraikan beberapa pemahaman tentang panca inovasi pendidikan berorientasi soft skills, pemahaman mencapai kesuksesan melalui pendekatan rasionalisasi soft skills dan hard skills.
Sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, tentang pengertian soft skills dan hard skills ternyata bagi seseorang atau lembaga dalam mencapai kesuksesannya tidak hanya mengandalkan sepenuhnya kepada kepemilikannya yang nyata seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman dan keahlian (hard skills). Tetapi menurut berbagai kesuksesan yang profesional.
Life skill itu tidak didapatkan anak-anak dari guru kurikulum atau orang tua yang hanya mengejar nilai akademis, intelektual atau rapor belaka. Mereka membutuhkan guru kehidupan, dan orang tua adalah guru hidup yang paling berarti bagi masa depan anak-anak.
Apa sajakah life skill itu? WHO pernah menyebutkan, life skill adalah modal untuk hidup sehat, dan UNESCO mengatakan bangsa yang maju dan perekonomiannya memiliki daya saing adalah bangsa yang menanam life skill sejak dini.
Orang tua yang memaksa anak-anaknya, perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan introspeksi. Anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki life skill, dan bangsa yang yang menang adalah bangsa yang punya keterampilan untuk hidup dan cara berpikirnya sehat. Negeri ini membutuhkan orang tua yang cerdas dan guru yang pendidik, bukan pengajar yang sekedar memindahkan isi buku.
Keterampilan/kecakapan Hidup atau Life Skills tersebut antara lain yaitu : trampil dalam memecahkan masalah; trampil berpikir kritis ; trampil mengambil keputusan, trampil berfikir kreatif; trampil komunikasi interpersonal; trampil bernegosiasi; trampil mengembangkan kesadaran diri, trampil berempati dan juga trampil mengatasi stres dan emosi. Bila ketrampilan atau kecakapan hidup ini dimiliki oleh para remaja, maka sudah pasti mereka akan lebih mudah dalam menghadapi kondisi, situasi, tantangan dan masalah yang semakin hari semakin banyak dan semakin kompleks. Karena mereka dapat berfikir cerdas dan mampu untuk memilah dan memilih mana yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan mana yang harus dihindari dan dijauhinya. Ketrampilan/kecakapan Hidup atau Life Skills akan lebih bermakna bila remaja juga dibekali dan diberi pemahaman dalam penghayatan tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan, diantaranya: beriman, ulet, percaya diri dan bertanggung jawab.





B. Tujuan
Adapun Tujuan Makalah ini yaitu Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terutama pada remaja tentang Perlunya Remaja Memiliki Life Skills Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju Tegar Keluarga dalam mewujudkan keluarga norma keluarga kecil, bahagia sejahtera.





































BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Life Skills
“Konsep yang bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya. Konsep keterampilan hidup memiliki cakupan yang luas berinteraksi antara pengetahuan dan keterampilan yang diyakini sebagai unsur terpenting untuk hidup lebih lanjut”.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan keterampilan hidup yang sering juga disebut kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efekti. Dari defenisi tersebut, keterampilan-keterampilan yang dapat di golongkan ke dalam keterampilan hidup sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakat setempat.
Dapat di simpukan Bahwa Life Skills adalah Keterampilan dalam mengatur diri sendiri (Intrapersonal), dengan orang lain (Interpersonal) dan Transedental ( Maha Kuasa).

B. Ciri-ciri Pembelajaran Life Skills
Ciri pembelajaran life skills (soft skills) adalah sebagai berikut :
(1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar,
(2) terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama,
(3) terjadi keselarasan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama,
(4) terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional, akademik, manajerial, kewirausahaan,
(5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu,
(6) terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli,
(7) terjadi proses penilaian kompetensi, dan
(8) terjadinya pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama, apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skill dalam lingkup pendidikan non-formal ditujukan pada penguasaan vocational skill, yang intinya terletak pada penguasaan spesific occupational job (pekerjaan profesi tertentu). Apabila dipahami dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa life skill dalam konteks kepemilikan occupational skill (kecakapan kerja) sesungguhnya diperlukan oleh setiap orang. Ini berarti bahwa program life skill dalam pemaknaan program pendidikan non-formal diharapkan dapat menolong mereka untuk memiliki harga diri dan kepercayaan diri mencari nafkah dalam konteks peluang yang ada di lingkungan.


C. Life skills Dalam Menghadapi tantangan Masa depan
Life skill atau keterampilan hidup merupakan keterampilan yang dibutuhkan setiap individu untuk dapat survive dalam hidup dan kehidupan. Dengan keterampilan ini kita memiliki kemampuan untuk menemukan masalah, memecahkan masalah, membuat keputusan terhadap suatu pilihan dan menghindari situasi yang mungkin dapat menjatuhkan dan memperkuat pertahanan dan ketahanan mental menghadapi masalah hidup.
Kita akan menjadi orang tua efektif apabila pengajaran life skill ini dimulai kepada anak-anak sejak usia dini. Layaknya seperti petani menanam padi, benih padi akan dapat dituai (dipetik) ketika sudah menjadi padi yang menguning. Kita ketahui bersama menguningnya padi membutuhkan waktu yang tidak singkat dan proses yang tepat sehingga ketika dikonsumsi manusia menjadi nasi yang enak. Sebaliknya proses yang tidak tepat akan menyebabkan kegagalan proses penanaman sehingga kualitas berasnya juga buruk.
Ketrampilan hidup apa yang harus kita ajarkan? Ada tiga point yang termasuk didalamnya:
1. Self improvement skills yaitu ketrampilan yang membangun diri anak (self esteem, managing emotion, decision making )
2. Relational skills yaitu ketrampilan yang membangun hubungan antara anak dan lingkungannya (building positive relationships, handling conflict, assertion)
3. Lifelong skills yaitu keterampilan yang membangun hidup dan masa depan anak yang bertujuan dan bermakna (goal setting, identifying intelligence/talents, the art to life meaningfully).
Keterampilan hidup bukan pelajaran teori yang harus dihafalkan tetapi lebih kepada praktek melalui latihan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkannya pun disesuaikan dengan usia dan kemampuan setiap anak. Anak usia empat tahun sudah dapat kita ajarkan untuk mandi sendiri, menggosok giginya, mengembalikan handuk di tempatnya sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan dan tergantung pada bantuan orang tua atau pembantunya.
Mereka berlatih menjadi mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Begitu pula dengan ketrampilan mengambil keputusan dapat kita ajarkan pada saat ia memilih pakaian, mainan, makanan dll. Dalam kegiatan bermain, kita juga dapat mengasah ketrampilan berkomunikasinya.
Jadi, sesungguhnya dalam aktivitas sehari-hari, banyak hal yang dapat kita jadikan sarana untuk mengajarkan ketrampilan hidup pada anak kita. Hal ini tidak hanya berlaku untuk anak kita yang masih balita saja, sampai dewasa pun anak kita masih tetap membutuhkan pengajaran life skill sesuai dengan tingkatannya. Ketrampilan hidup yang mereka peroleh pada tahap-tahap perkembangan sebelumnya merupakan fondasi untuk tahap perkembangan selanjutnya dalam menghadapi tantangan masa depan.



Berikut ini beberapa kelompok ketrampilan yang termasuk life skills menurut UNICEF dan UNESCO:
1. LEARNING TO KNOW: Cognitive abilities
a. Keterampilan memecahkan masalah dan membuat keputusan
 Keterampilan mengumpulkan informasi
 Keterampilan mengevaluasi dampak pada masa depan dari keputusan yang dilakukan pada saat ini pada diri sendiri dan orang lain
 Keterampilan menentukan solusi alternatif untuk sebuah masalah
 Keterampilan melakukan analisis terhadap pengaruh nilai dan sikap diri & orang lain mengenai motivasi
b. Keterampilan berfikir kritis (critical thinking)
 Keterampilan menganalisis pengaruh sebaya dan media
 Keterampilan menganalisis sikap, nilai, norma-norma sosial, dan keyakinan; dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
 Keterampilan mengidentifikasi informasi yang relevan dan sumber-sumber informasi

2. LEARNING TO BE: Personal abilities
a. Keterampilan meningkatkan pusat kontrol internal
 Kepercayaan diri (self-esteem) dan ketrampilan membangun kepercayaan diri (confidence)
 Keterampilan sadar-diri (self-awareness skills), termasuk kesadaran akan hak, pengaruh, nilai-nilai, sikap, kekuatan, dan kelemahan
 Keterampilan menentukan tujuan (goal-setting skills)
 Keterampilan evaluasi diri, penilaian diri, dan monitoring diri
b. Ketrampilan mengelola perasaan
 Keterampilan mengelola amarah (anger management)
 Keterampilan mengelola keluhan dan keresahan
 Keterampilan mengelola kehilangan, penghinaan (abuse), dan trauma
c. Keterampilan mengelola stress
 Keterampilan manajemen waktu
 Keterampilan berfikir positif
 Menguasai teknik-teknik relaksasi

3. LEARNING TO LIVE TOGETHER: Interpersonal abilities
a. Keterampilan komunikasi interpersonal
 Komunikasi verbal dan nonverbal
 Keterampilan mendengarkan aktif
 Keterampilan mengekspresikan perasaaan; memberikan umpan balik (tanpa menyalahkan) dan menerima umpan balik
b. Keterampilan negosiasi dan menolak
 Negosiasi dan manajemen konflik
 Keterampilan bersikap asertif
 Keterampilan menolak
c. Keterampilan berempati
 Kemampuan mendengarkan dan memahami kebutuhan dan kondisi orang lain dan mengekspresikan pengertiannya.
d. Kerjasama dan kerja kelompok
 Keterampilan mengekspresikan penghargaan atas kontribusi orang lain dan gaya yang berbeda-beda.
 Keterampilan menilai kemampuan diri dan berkontribusi pada kelompok
e. Keterampilan advokasi
 Keterampilan mempengaruhi orang lain (influence) dan melakukan persuasi
 Keterampilan membangun jaringan dan memotivasi orang lain

Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill), yang mencakup kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill), sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
2. Kecakapan hidup spesifik (specific life skill), yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran, sehingga mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel dan hubungan antara satu dengan lainnya (identifying variables and describing relationship among them) , kecakapan merumuskan hipotesis (constructing hypotheses), dan kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian ( designing and implementing a research). Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
Istilah Kecakapan Hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
 Ukuran skill seseorang dapat dilihat dari kemampuan (profiler skills dimensions) :
1. Beradministrasi (administrative)
2. Berkomunikasi (communication)
3. Pribadi yang supel (interpersonal)
4. Kepemimpinan (leadership)
5. Memotivasi (motivation)
6. Pengetahuan organisasi (organizational knowledge)
7. Stategi organisasi (organizational strategy)
8. Pengendalian diri (self management)
9. Berpikir (thinking)
Dari sembilan ukuran skills seseorang tersebut diatas, ternyata yang termasuk ke dalam life skills adalah kemampuan berkomunikasi, pribadi yang supel, kepemimpinan, memotivasi dan pengendalian diri. Sedangkan yang termasuk ke dalam hard skills adalah kemampuan beradministrasi dan pengetahuan organisasi. Sedangkan yang termasuk life skills dan hard skills adalah kemampuan strategi organisasi dan berpikir. Memperhatikan kontribusi life skills yang cukup signifikan (85dalam mencapai kesuksesan baik seseorang maupun lembaga maka menjadi perhatian penting life skills ini untuk dikembangkan
Tahapan untuk dapat memasuki inti keberhasilan dimulai dari tiga faktor, yaitu :
1. Kompetensi. Dimana dan apa yang akan dikerjakan tentunya agar diupayakan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Apa dan seberapa pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki merupakan hal yang harus kita kenali dan sadari.
2. Kinerja. Kinerja atau performansi dari apa yang hendak dikerjakan harus dapat diukur dan dipenuhi. Setiap manusia harus mengetahui dan menyadari tingkat kemampuan yang dimiliki untuk mencapai apa yang diinginkan sehingga tidak memaksakan diri.
3. Karakter. Setiap pekerjaan memiliki sifat dan karakteristik sendiri-sendiri. Manusia akan dapat menangani pekerjaan yang dihadapinya jika mau mengenali sifat-sifat dan karakteristik pekerjaan tersebut. Selain itu manusia juga memiliki sifat dan karakteristik. Untuk itu kita harus benar-benar mengenali karakter dari diri sendiri dan pekerjaan yang akan dilakukan.
Ketiga faktor tersebut dapat dimulai dari sisi mana saja. Untuk memulai melakukan pekerjaan menuju inti keberhasilan yang diinginkan terdapat tiga hal lagi yang harus dipahami, yaitu :
1. Sistem nilai, Sistem nilai merupakan salah satu bagian dari pemahaman kita terhadap diri dan lingkungan pekerjaan yang akan kita hadapi
2. Keyakinan, Setiap manusia yang akan melangkah ataupun melakukan pekerjaan harus benar-benar memiliki keyakinan untuk bisa mencapainya.
3. Komitmen, Untuk selanjutnya bekerja akan selalu dituntut keseriusan kita untuk benar-benar mau terus melaksanakan atau menyelesaikan apa yang kita kerjakan sampai tuntas dan mencapai keberhasilan.
Dengan memenuhi syarat faktor-faktor dan unsur-unsur tersebut di atas, kita akan dapat memasuki inti keberhasilan melalui etika kerja yang harus kita jalani. Pendidikan formal yang merupakan bagian daripada hard skills, sadar atau tidak, faktanya menjadi tumpuan penuh bagi remaja selaku anak didik untuk sukses menjalani pendidikan tersebut walau dengan cara apapun termasuk cara-cara yang tidak dibenarkan secara peraturan perundang-undangan yang berlaku. Padahal, posisinya dalam pencapaian kesuksesan remaja atau anak didik hanya sekitar 15hard skills), sedangkan pembinaan remaja ke arah soft skills hampir kurang mendapatkan perhatian.

D. Tujuan Mempelajari Life Skills (Keterampilan Hidup) dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan
1. Tujuan Umum
Tujuan Mempelajari Materi Life Skills (keterampilan Hidup) dalam menghadapi Tantangan Masa Depan yaitu Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang Pendidikan keterampilan Hidup untuk di praktekkan agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat di pergunakan dalam menghadapi tantangan masa depan serta mengatasi resiko TRIAD KRR dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju Keluarga Kecil, Bahagia Sejahtera. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR, bercita-cita mewujudkan sebayanyaKeluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model,idola dan sumber informasi bagi teman

2. Tujuan Khusus
Memberikan pelayanan pendidikan keterampilan hidup kepada warga belajar agar :
1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja mandiri (wirausaha) dan atau bekerja pada suatu perusahaan produk/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.
3. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.
4. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat.
5. Mempercayai dan Menghargai diri sendiri.
6. Komunikasi Interpersonal
7. Bersikap Tegas
8. Berpikir positif
9. Mengatasi Stress
10. Mengambil Keputusan dan Memecahkan Masalah
E. Perlunya Remaja Memiliki Life Skills Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan
1. Kebutuhan Pendidikan Life Skill dalam Menunjang Program-program Pengembangan dan Penguatan Remaja.
Berbicara mengenai Life Skill atau kecakapan hidup, dalam kehidupan sehari-hari masih banyak kalangan yang mendefenisikan kecakapan hidup secara sempit, bahwa life skill hanya dikaitkan dengan persoalan vokasional atau keterampilan kejuruan khusus saja. Hal ini tentu berbeda dengan pengertian Life Skill yang diungkapkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas yang mendefenisikan life skill dengan makna yang lebih luas, dimana PUSKUR merujuk pendapat WHO (1997) yang mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Menurut badan WHO kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:
1. Kecakapan mengenal diri
2. Kecakapan berpikir
3. Kecakapan sosial
4. Kecakapan akademik, dan
5. Kecakapan kejuruan.
Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah (probelm solving), mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali seorang remaja dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Dikaitkan dengan pengembangan pendidikan kecakapan hidup pada remaja, jika diartikan secara luas Pendidikan kecakapan hidup ini dapat menyentuh aspek-aspek kehidupan remaja seperti :
A. Aspek personal skill
Aspek ini menjangkau ruang pemahaman untuk mengenali diri (self awareness skill) sehingga diharapkan remaja mampu berpikir rasional dalam setiap menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (thinking skill). Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan juga kekurangan yang dimiliki. Dengan demikian maka kecakapan ini dapat menjadi modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kecapakan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi, mengolah, dan mengambil keputusan (making decision) , serta memecahkan masalah (problem solving) secara kreatif.

B. Aspek Sosial Skill
Merupakan aspek yang diperkuat untuk menjangkau sisi kehidupan bersosialisasi dengan lingkungan keluarga, teman sebaya, juga lingkungan masyarakat sekitar. Penguatan pada aspek ini dilakukan agar remaja dapat mengembangkan kemampuan berdialog dalam dunia pergaulan, sehingga memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik (communication skill) dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain (collaboration skill). Secara konsep dua aspek (peronal sekill dan sosial skill) ini merupakan kecakapan hidup generik (Generik Life Skill)

C. Aspek Akademik Skill dan Aspek Vokasional Skill
Secara konsep kedua aspek ini disebut sebagai Kecakapan spesipik (Specific Life Skill). Kedua aspek ini berkaitan langsung dengan penguasaan kemampuan keterampilan secara khusus bagi remaja dalam mengaktualisasikan diri, mengembangkan kemampuan untuk menguasai serta menyenangi jenis pekerjaan tertentu. Jenis pekerjaan tertentu ini bukan hanya merupakan pekerjaan utama yang akan ditekuni sebagai mata pencaharian, melainkan secara menyeluruh guna menjadi bekal untuk bersaing dalam kehidupan dunia kerja kedepan.
(Jufri,2007) mengemukakan bahwa :
“Pendidikan keterampilan hidup berpegang pada prinsip learning to know melalui learning to learn, learning to be dan learning to live together (belajar untuk memperoleh pengetahuan, belajar untuk dapat berbuat/bekerja, bekerja untuk menjadi orang yang berguna dan belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain”.
Ketrampilan hidup yang mendasar sebagai upaya pengembangan diri dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia sebagai “the self determining being” memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang paling baik untuk dirinya dalam rangka mengubah nasibnya menjada lebih baik. Prinsip ini tampak sesuai dengan prinsip “ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri meraka sendiri. Integrasi life skills dalam pendidikan agama Islam memberikan kemampuan pada remaja untuk mengelola dan merencanakan masa depan, sehinggga pelajaran aqidah, syariah, akhlak dan sejarah Islam tidak hanya sebatas pengetahuan tetapi lebih sebagai inspirasi yang menjadi daya dorong juga kemampuan untuk sukses dalam mengarungi kehidupan. Karena Rencana dan tujuan masa depan yang telah ditunjukan oleh Islam jika diikuti dengan langkah sistematis untuk mencapainya, akan membawa kesuksesan bagi individu dalam menghadapi tantangan zaman dan melahirkan orang-orang yang berprestasi.
Secara umum perlunya keterampilan hidup (life skills) bagi warga belajar adalah memberikan bekal untuk menghadapi dan memecahkan masalah hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi, warga masyarakat dan warga Negara yang mandiri. Apabila hal ini berhasil, maka jumlah pengangguran akan dapat diturunkan dan produktifitas nasional akan dapat ditingkatkan, dengan demikian manfaat khusus yang akan dirasakan adalah :
1. Meningkatkan kesempatan kerja;
2. Mencegah urbanisasi yang tidak bermanfaat;
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah;
4. Memperkuat pelaksanaan otoda melalui peningkatan sumber daya manusia;
5. Terwujudnya keadilan pendidikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu
Sementara itu menurut Tim Broad-Based Education Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan life skill (kecakapan hidup) adalah :
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
2. Memberikan kesempatan pada sekolah (Formal / Non Formal) untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah (Formal/Non Formal) dengan mendaur ulang limbah alam yang ada untuk dimanfaatkan sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup dan terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya di masa datang. Esensi dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai – nilai kehidupan nyata, baik secara representatif maupun progresif. Adanya pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) bagi masyarakat marjinal ini akan memberikan manfaat yang nyata baik secara pribadi peserta didik maupun terhadap masyarakat lainnya yaitu :
1. Bagi peserta didik, akan dapat meningkatkan kualitas berfikir, kualitas kalbu, dan kualitas fisik. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan – pilihan dalam kehidupan individu, misalnya karir, penghasilan, pengaruh, prestise, kesehatan jasmani dan rohani, peluang pengembangan diri, kemampuan kompetitif dan kesejahteraan pribadi.
2. Bagi masyarakat, dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani dengan indikator – indikator sebagai berikut : peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan prilaku destruktif sehingga dapat mereduksi masalah – masalah sosial dan tumbuhnya harmonisasi dalam masyarakat dengan memadukan nilai – nilai religi, solidaritas, ekonomi, kuasa dan seni (cita rasa).
Orang tua yang memaksa anak-anaknya, perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan introspeksi. Anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki life skill, dan bangsa yang yang menang adalah bangsa yang punya keterampilan untuk hidup dan cara berpikirnya sehat. Negeri ini membutuhkan orang tua yang cerdas dan guru yang pendidik, bukan pengajar yang sekedar memindahkan isi buku.
1. Membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan pribadi
 Pertumbuhan fisik
 Perkembangan mental
 Perkembangan emosional
 Perkembangan spriritual
2. Membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan sosial :
 Melanjutkan sekolah
 Mencari pekerjaan
 Memulai kehidupan berkeluarga
 Menjadi anggota masyarakat
 Mempraktekan hidup sehat
Oleh karena itu sangatlah perlu remaja memiliki Life Skills (keterampilan Hidup) Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan.

F. Faktor Pendukung Program PKBR
 Assets/capabilities remaja:
Meningkatkan kemauan dan kemampuan positif yang ada pada diri remaja
 Resources/opportunities remaja:
 Mengembangkan jaringan dan dukungan yang ada di luar diri remaja
 Second chance (kesempatan kedua):
Mengurangi konsekwensi negatif bagi remaja yang sudah berperilaku tidak sehat

G. Program dan Pengembangan Media sebagai Penunjang Pendidikan Life Skills pada Remaja.
Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi remaja sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri. Tentunya banyak media kreatif serta inovatif yang harus terus digalih dalam menyampaikan pendidikan pengembangan kecakapan ini, namun isi tetap dikaitkan dengan penguatan-penguatan yang ingin capai. Misal; pendidikan Teater tidak hanya bertujuan menjadikan seorang remaja sebagai aktor ulung diatas panggung, namun proses pembentukan lebih diarahkan pada penguatan kecerdasan emosi (emotional intellegence), baik secara Intra-personal maupun secara Inter-personalnya remaja. Pendekatan-pendekatan seperti ini lebih mudah menyentuh sisi kehidupan pribadi remaja dan tentunya tidak membosankan dari pada sekedar metode ceramah. Dengan teater remaja juga dapat diajak untuk mengasah kemampuan Ansos (analisis sosial), melalui permasalahan-permasalan yang terjadi dilingkungan paling dekat sampai pada permasalahan dunia. Lebih lanjut permasalahan-permasalahan yang ditemukan kemudian secara berasama digalih penyebab atau akar dari permasalahan tersebut.
Selanjutnya hasil dari analisis dan penelusuran akar masalah tersebut dapat dijadikan sebagai skenario drama atau teater, yang kemudian di panggungkan dihadapan orang banyak. Ketika manggung juga akan berdampak pada pengembangan keberanian serta percaya diri remaja untuk bisa berdiri dihadapan orang banyak. Selanjutnya dapat juga menggunakan media seni musik sebagai pengembangan keharmonisasian. Karena berbicara masalah musik tak akan pernah lepas dari pembahasan harmonisasi, seorang audien akan merasa nyaman mendengarkan permainan musik jika ketukan irama antara alat musik yang satu dengan lainnya bisa selaras, saling melengkapi dan saling memperindah. Kemampuan seorang fasilitator untuk dapat mengkaitkan antara pembahasan, Keharmonisasian dalam bermusik dengan keharmonisasian dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya penguatan yang akan diraih dari peserta didik dengan media musik ini adalah remaja memiliki kemampuan kecerdasan emosi intra dan inter-personal seperti mampu bekerja sama, menghilangkan kecendrungan egois, mampu menganalisis situasi dalam melakukan tindakan-tindakan.
Kedua contoh media diatas, jika dikembangkan maka berdampak pada penguatan aspek Personal skill dan aspek sosial skill pada remaja. Program-program pengembangan lainnya dapat berupa peningkatan kwalitas mental seperti pendidikan kepemimpinan (leadership), komunikasi (public speaking), juga pelatihan-pelatihan kejuruan seperti komputer, kerajinan pertukangan, seni pahat/ukir, lukis, daur ulang bahan bekas (recycle) serta kreatifitas lain yang menunjang kehidupan remaja secara vokasinal. Jika empat aspek pengembangan kecakapan hidup diatas dapat dimiliki oleh seorang remaja maka dipastikan mereka dapat tumbuh dan berkembang secara layak serta memiliki kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi untuk mengatasinya. Hal ini tentunya dapat menjadi jawaban atas permasalahan-permasalahan remaja yang telah dibahas diatas, tinggal bagaimana kemampuan kita dalam menggali dan memformulusikan media serta metode yang tepat sebagai pintu masuk kedalam dunia remaja.
Adapun program keterampilan hidup berdasarkan lingkupnya yang dikemukakan oleh Broling (Jalil, 2002) bahwa berdasarkan lingkupnya, program keterampilan hidup (lifeskill) mencakup kecakapan kerja (Accupational Skills), kecakapan pribadi dan sosial (Personal Social Skills) serta kecakapan dalam kehidupan sehari-hari (Daily Living Skills). Ibrahim (2002:18) mengartikan lifeskill adalah :
1. Suatu perenungan tentang hakikat dan makna keberadaan kita sebagai makhluk tersempurna dari seluruh ciptaan Tuhan, tanpa perenungan tentang nilai ibarat berjalan tanpa peta dan kompas penentu arah , sehingga terombang-ambing dalam gelombang kehidupan.
2. Pelatihan dan pembiasaan praktis untuk mengelola hidup dan merencanakan masa depan agar hidup lebih bermakna dan bermanfaat. Pelatihan dan pembiasaan antara lain berupa pengenalan diri dan pencarian peluang sangat penting karena tanpa keterampilan , kita sibuk menyalahkan keadaan atau orang lain, pemerintah, perbankan, luar negeri, agama lain, etnik lain, atasan, cuaca dan lainnya. Padahal Tuhan sendiri mengingatkan bahwa kitalah yang seharusnya berketetapan mengubah nasil kita sendiri.
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan program keterampilan hidup adalah suatu program yang dirancang untuk membimbing, melatih dan membelajarkan remaja agar mempunyai bekal dalam menghadapi masa depannya dengan memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa Remaja harus memiliki Life skills (kecakapan hidup) agar mampu, sanggup dan terampil menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya di masa datang.











































KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Bahwa terbangunnya kesadaran untuk mendorong remaja dalam mencapai kesuksesan hanya tertumpu kepada kepemilikan hard skills yang berupa pendidikan, pelatihan, pengalaman dan keahlian.
2. Berdasarkan fakta dan dukungan hasil penelitian dan pengembangan ternyata yang memberikan kontribusi terbesar terhadap tercapainya kesuksesan seseorang (remaja) / lembaga yaitu life skills sekitar 85
an hard skills 153. Para remaj dalam pemahaman etos kerja dan pemetaan bakat perlu mengenali dan memahami delapan macam etos kerja dan bakat yang ada pada dirinya yang terus dibina dan dikembangkan sehingga memberi fungsi dan peran penting dalam pengembangan life skills.
4. Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
5. Berikut ini beberapa kelompok ketrampilan yang termasuk life skills menurut UNICEF dan UNESCO:
1. LEARNING TO KNOW: Cognitive abilities
2. LEARNING TO BE: Personal abilities
3. LEARNING TO LIVE TOGETHER: Interpersonal abilities

6. Tujuan Mempelajari Materi Life Skills (keterampilan Hidup) dalam menghadapi Tantangan Masa Depan yaitu Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang Pendidikan keterampilan Hidup untuk di praktekkan agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat di pergunakan dalam menghadapi tantangan masa depan serta mengatasi resiko TRIAD KRR dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju Keluarga Kecil, Bahagia Sejahtera. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR, bercita-cita mewujudkan sebayanyaKeluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model,idola dan sumber informasi bagi teman

7. Orang tua yang memaksa anak-anaknya, perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan introspeksi. Anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki life skill, dan bangsa yang yang menang adalah bangsa yang punya keterampilan untuk hidup dan cara berpikirnya sehat. Negeri ini membutuhkan orang tua yang cerdas dan guru yang pendidik, bukan pengajar yang sekedar memindahkan isi buku. Oleh karena itu sangatlah perlu remaja memiliki Life Skills (keterampilan Hidup) Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan.
3. Membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan pribadi
 Pertumbuhan fisik
 Perkembangan mental
 Perkembangan emosional
 Perkembangan spriritual
4. Membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan sosial :
 Melanjutkan sekolah
 Mencari pekerjaan
 Memulai kehidupan berkeluarga
 Menjadi anggota masyarakat
 Mempraktekan hidup sehat


B. Saran
1. Para remaja perlu terus belajar dan mengenal dirinya serta meningkatkan kemampuannya dalam mencapai kesuksesan dengan tetap memperhatikan rasionalisasi soft skills dan hard skills.
2. Para remaja muslim khususnya dan remaja di Indonesia pada umumnya supaya memiliki kepahaman memiliki, mengamalkan dan mengembangkan enam thobi’at luhur sebagai modal dasar dalam pembangunan soft skills dalam mencapai kesuksesan.


PROFIL PENULIS



Nama : Kurnia Dwi safitri
Tempat,Tgl lahir : Blora,21 Juni 1993
Alamat : Jl. Sawerigading
Hobby : Membaca,Menyanyi,dan Menonton.
Riwayat pendidikan
SDN 9 SITAMPAE : 1999-2005 (6 TAHUN)
SMPN 6 UNGGULAN SENGKANG : 2005-2007 (2 TAHUN)
SMAN 1 SENGKANG : 2007-2010 (3 TAHUN)
AKADEMI KEPERAWATAN WAJO : 2010-sampai sekarang

Riwayat Organisasi
SMP : Anggota OSIS
SMA : Wakil Bendahara OSIS
PT : Ketua BEM AKPER WAJO
Luar PT : Anggota PIK CALCAENUS Kab.Wajo Bidang Pendidikan,
Ketua SAKA BHAYANGKARA dan Anggota BMW
ASAL PIK : CALCAENUS (AKADEMI KEPERAWATAN WAJO,Kabupaten Wajo)

















DAFTAR PUSTAKA



1. Anne Adam, Education From Conception To Graduation, Integral Approach, Online Dessertation, 2006.

2. Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelatihan dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Bagi Fasilitator Pendidik Sebaya di Sekolah Menengah Pertama dan Sederajat), Jakarta, 2004.

3. Fritjof Capra, Sustanibility Theory of Living System, Online Paper, 2004)

4. Larson D, Life Skills Education : A Video-Base Counseling/Learning Delivery System, monterey, 1984.

5. Patti Harrington, Ed.D, Life Skills Activity Guide, Utah StateOffice of Education, online paper, Salt Like City, September2006
















 

Metode Belajar Mengajar
Ahmad Jafar on 09/06/2016 at 3:51am (UTC)
 
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode kerja kelompok
Cara mengajar , dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok
Adapun pengelompokkan itu berdasarkan :
 Adanya alat peraga yang tidak mencukupi jumlahnya
 Kemampuan belajar siswa
 Minat Khusus
 Memperbesar partisipasi siswa
 Pembagian tugas atau pekerjaan
 Kerjasama yang efektif
Keuntungan penggunaan metode kelompok :
 Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah
 Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi
 Dapat memberikan kesempatan pada para sisw untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus
 Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif partisipasi dalam diskusi
 Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai panda[pat orang lain
Kekurangan metode ini adalah :
 Kerja kelompok sering kali hanya menlibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang
 Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yangberbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula
 Keberhasilan kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan sisw memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri
2. Metode Penemuan ( Discovery)
Proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.
Kelebihan metode discovery adalah :
 Mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan , serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa
 Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa
 Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing
 Mampu mengarahkan cara siswa belajar , sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat
 Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri
 Berpusat pada siswa tiadk pada guru
Kelemahan metode penemuan ini adalah :
 Siswa harus ada kesiapan dankematangan metal
 Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini kurang berhasil
 Bagi guru dan siswa yangsudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode ini
 Proses mental terlalu mementingkan proses pengertian saja , kurangmemperhatikan perkembangan / pembentukan sikap dan keterampilann nagi siswa
 Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif
3. Unit Teaching
Tehnik ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.
Pengajaran unti ini ada 3 fase :
 Fase perencanaan/permulaan
o Guru membagi kelas ke beberapa kelompok
o Membagi tugas dengan masalah yang akan dibahas
o Setiap kelompok menunjukkan pencatatn laporankemajuan dan hasil kerja kelompok
o Guru menunjukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah
 Fase pengerjaan unit
o Siswa terjunkelapangan,belajar diperpustakaan, meneliti laboratorium, mengamati
o Guru mengntrol apa yangdikerjakan siswa, memberi saran/pertanyaan, membantu merumuskan kesimpulan bila perlu
 Fase kulminasi
o Hasil kerja siswa dibawa kembali kesekolah
o Hasil informasi disusn ,diolah, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dilihat orang banyak misalnya hasil kerajinan, hasil perkebunan atau lainnya
Keunggulan Unit Teaching adalah :
 Siswa dapat belajar secara keseluruhan yang bulat sehingga hasil pelajarannya menjadi lebih berarti baginya
 Pengajaran menimbulkan suasana kelas demokratis
 Siswa bisa menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara luas
 Dapat direalisir prinsip-prinsip psikologi belajar modern
Kelemahan metode ini :
 Untuk merencanakan unti tidak mudah
 Memerlukan seorang ahli yang betul-betul menguasai masalah
 Memerlukan kecakapan, ketekunan
 Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa
 Kemungkinan pelajaran disajikan tidak mendalam karena terlalu luas sehinga pengetahuan siswa hanya bersifat mengambang
4. Micro Teaching
Mikro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segala dikecilkan atau disederhanakan, yaitu :
 Jumlah murid , 5 sampai 6 orang
 Waktu mengajar antara 5 sampai 10 menit
 Bahan pelajaran hanya mencangkup satu atau dua unit kecil yang sederhana
 Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus saja

Kebaikan Micro teachingadalah:
 Pengalaman Laboratories
 Menunjang pelaksanaan praktek keguruan
 Mengurangi kesulitan /kerumitan dalam pengajaran di kelas
 Memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi yang mantap, teliti dan obyektif
 Mahaiswa dilatih bersifat kritis
 Memupuk percaya diri sendiri bagi siswa
 Mengembangkan siswa untuk aktif, kreatif serta bekerja efektif, produktif , efisien yang disertai penuh tanggung jawab
 Sebagai wadah untuk mencari model keterampilan mengajar yang sesuai
 Menampung proses mengajar ulangan sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki secara langsung
 Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan /kebaikan serta mendorong untuk memperbaikinya
 Tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan research dalam kegiatan belajar mengajar
 Merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar
 Menggalang kerjasama siswa/dosen/guru
 Merupakan arena pengabdian masyarakat
Kelemahan Micro Teaching adalah :
 Dapat menimbulkan efek departementalisasi akan keterampilan mengajar
 Dsalah tafsirkan dapat hanya menitik beratkan pada keterampilan guru sebagai pengajar bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu pendidik dam senagai pengajar
 Memerlukan biaya yang banyak , peralatan mahal serta tenaga ahli dalam bidangh teknis maupun bidang pendidikan pengajaran pada umumnya dan metodologi pengajaran pada khususnya
5. Metode Inquiri
Keunggulan tehnik inquiri adalah :
 Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept’ pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik
 Membantu dalam menggunaka ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
 Mendorong siswa untuk berpikirr dan bekerja atas inisiatif sendiri
 Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesa sendiri
 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang
 Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic
 Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
 Dapat memberi waktu siswa scukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
6. Metode Penampilan
Metode Penampilan berbentuk pelasanaan paktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh Pengajar.
Jika metode ini dipergunakan dalam pengajaran harus :
• Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama berpraktek
• Melakukan tindakan pengamana sebelum kegiatan praktek dimulai untuk keselamatan siswa yang menggunakan
Metode Penampilan digunakan :
• Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
• Kegiatan pembelajaran bersifat normal, latihan kerja atau magang
• Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajari kedalam situasi yang sesungguhnya
• Kondisi praktek sama dengan kondisi kerja
• Adanya bimbingan selama praktek
• Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode ini adalah :
• Membutuhkan waktu yang lama
• Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus menerus
• Membutuhkan pengajar yang lebih banyak
7. Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adakah :
• Menyediakan bahan/topik atau masalah yang akan didiskusikan
• Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan penugasan studi khusus kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi
• Menugaskan siswa untuk menjelaskan , menganalisa dan meringkas.
• Membimbing diskusi , tidak memberi ceramah
• Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya
• Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu
• Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain
Model ini cocok digunakan :
• Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar
• Pelajaran normal atau magang
• Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan
• Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan
8. Metode Ceramah
Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir pembelajaran ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan siswa .
Metode ini dapat dilakukan :
• Untuk memberikan pengarahan , petunjuk diawal pembelajaran
• Waktu terbatas, sedangkan materi / informasi banyak yang akan disampaikan.
• Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang banyak
Kelebihan Metode Ceramah :
• Guru mudah menguasai kelas
• Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas
• Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar
• Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
• Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Keterbatasan metode ceramah adalah :
• Keberhasilan siswa tidak terukur
• Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
• Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
• Pembicara sering melantur
• Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan
9. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dapat dilaksanakan manakala:
• Kegiatan pembelajaran berrsifat normal, magang atau latihan bekerja
• Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak
• Guru, pelatih , instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang
• Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan
• Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/ praktik yang kita laksanakan
• Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
• Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi
Batas-batas metode ini adalah :
• Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat didemostrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa
• Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman ptribadi
• Tidak semua hal dapat didemosntrasikan di dalam kelompok
• Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata
• Jika setiap orang diminta mendemostrasikan maka dapat menyita waktu yang banyak dan membosankan bagi peserta lainnya
Kelebihan metode ini :
• Mebuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret
• Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
• Proses pengajaran lebih menarik
• Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan
Kekurangan Metode ini :
• Memerlukan keterampilan guru secara khusus
• Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
• Memrlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang
10. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa.

Kelebihan metode ini :
• Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah
• Siswa akan lebih cepat mengerti , karena memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali
• Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
• Mengetahui perbedaan pendapat anatar siswa dan guru , dan akan membawa kearah suatu diskusi
• Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
Keterbatasan metode ini adalah :
• Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
• Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau maslah yang didiskusikan
• Dapat menimbulkan beberapa masalah baru
• Mudah menyimpang dari pokok persoalan
• Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru
• Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum
11. Metode Studi Mandiri
Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.
Metode ini digunakan :
• Pada tahap akhir
• Dapat digunakan pada semua mata pelajaran
• Menunjang metode pembelajaran yang lain
• Meningkatkan kemampuan kerja siswa
• Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain
12. Metode Pembelajaran Terprogram
Metode ini menggunakan bahan pelajaran yang disiapkan secara khusus
Ketika menggunka metode ini , yang harus diperhatikan adalah :
• Siswa-siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut
• Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan tersebut bukan tes
• Tersedianya sumber yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan
• Secar periodik, siswa harus dicek kemampuannya untuk memnuatnya benar-benar belajar
Metode ini dugunakan apabila :
• Kurang mendapat interaksi social
• Semua tahap belajar , dari permulaan sampai dengan proses akhir belajar siswa dapat deprogram secara lengkap/utuh
• Pelajaran formal , belajar jarak jauh dan magang
• Mengatasi kesulitan perbedaan individual
• Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan
Keterbasan metode ini adalah :
• Bahan pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap siswa melalui urutan kegiatan belajar yang sama. Hal ini membuat metode kurang fleksibel
• Biaya pengembangan yang tinggi
• Siswa kurang mendapat interaksi sosial
13. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :
• Fase Pemberian tugas
o Tujuan yang akan dicapai
o Jenis tugas yang jelas dan tepat
o Sesuai dengan kemampuan siswa
o Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
o Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut
• Langkah Pelaksanaan Tugas
o Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru
o Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
o Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
o Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
• Fase mempertanggungjawabkan Tugas
o Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya
o Ada Tanya jawab/diskusi kelas
o Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes

Kelebihan Metode ini adalah :
 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
 Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
 Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa
 Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Kekurangannya adalah :
 Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas
 Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa
 Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa
14. Metode Latihan
Metode ini disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yangbaik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Metode ini dapat digunakan juga untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan , kesempatan dan keterampilan
Kelebihan metode ini adalah :
• Untuk memperoleh keclapan motorik seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat , menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan termapil menggunakan peralatan olah raga.
• Memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian , menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda dan sebagainya
• Untuk memeproleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol, membaca peta dan lainnya
• Pembetukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
• Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak nenerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya
• Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks , rumit menjadi lebih otomatis
Kekurangan Metode Latihan :
• Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
• Menimbulkan penyesuaian secara statis keada lingkungan
• Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secar berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
• Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
• Dapat menimbulkan verbalisme
15. Metode Latihan bersama teman
Metode ini memanfaakan siswa yang telah lulus atau berhasil. Dalam pengunaan metode ini yang perlu diperhatikan adalah :
• Seorang siswa memperhatikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas dibawah bimbingan pelatih
• Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam keterampilan melakukannya
• Setelah lulus , ia menjadi pelatih untuk siswa lainnya
Kelemahan metode ini adalah :
• Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tetentu
• Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas
16. Metode Simulasi
Metode in menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya.
Penggunaan metode ini perlu memperhatikan beberapa hal :
• Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat dibawah relaitas . Siswa diharapkan mengidentifikasikan lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya
• Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampila- keterampilan.
• Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi.
• Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperi yang seharusnya
Metode ini dilakukan bila :
• Pendidkan formal atau magang
• Memberi kegiatan-kegiatan yang analogis
• Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil
• Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri
Kelemahan metode ini :
• Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama
• Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harganya dan pemeliharaannya
• Resiko siswa atau pengajar tinggi
17. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini dikenall sebagai Metode Brainstorming merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa
Metode ini dapat dilaksankan pabila siswa telh berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula.
Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagi berikut :
• Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan
• Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
• Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
• Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut
• Menarik kesimpulan artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi
Kelebihan Metode Pemecahan Masalah :
• Dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan khususnya dengan dunia kerja
• Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil ,
• Merangsang pengembangan kemampuan berpikir seiswa secara kreatif dan menyeluruh.
Kekurangan Metode ini adalah :
• Mementukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa , sekolah dan kelas serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa.
• Seringmemerlukan waktu yang cukup banyak dan seringmengambil waktu pelajaran lainnya
• Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok
18. Metode Studi Kasus
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah kejadian, atau situasi tertentu , kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa, manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini
Keterbatasan metode ini :
• Mendapatkan kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa
• Mengembangkan kasus sangat mahal
19. Metode Insiden
Metode ini mirip dengan metode studi kasus akan tetapi siswa dibekali dengan data dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa
20. Metode Praktikum
Metode ini dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan , aba-aba petunjuk
21. Metode Proyek
Metode ini merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti,. Kemudian siswa dimintakan untuk membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis masing-masing siswa
Kelebihan metode ini :
• Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
• Anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan , sikap dan keterampilan dengan terpadu yang diharapkan dalam kehidupan sehari-hari
Kekurangan Metode Proyek adalah :
• Kurikulum yang berlaku belum menunjang pelaksanaan metode ini
• Organisasi bahan pelajarn, perencanaan dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru sedangkan guru belum disiapkan untuk ini.
• Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik , cukup fasilitas dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
• Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas
22. Metode bermain peran
Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.
Metode yang melibatkan interaksi antara dus siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini adalah:
• Penetuan topik
• Penentuan anggota pemeran
• Pembuatan lembar kerja
• Latihan singkat dialog
• Pelaksanaan pemainan peran
23. Metode Seminar
Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.
24. Metode Simposium
Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang metri tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.
25. Metode Sosiodrama
Ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode ini adalah :
• Agar siswa dapat menghayati dan mengehargai perasaan orang lain
• Dapat belajar bertanggung jawab
• Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
• Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah
Kelebihan Metode Sosiodrama :
• Siswa terlatih berinisiatif serta kreatif
• Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
• Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah
• Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain
• Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya
Kekurangan Metode Sosiodrama :
• Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadikurang aktif
• Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan maupun waktu pelaksanaan pertunjukan
• Memerlukan tempat yang cukup luas jika tbermain sempit menjadi kurang bebas
• Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang terkadang bertepuk tangan dan berperilaku lainnya
26. Metode Tutorial
Merupakan cara menyapaikan bahan pelajaarn yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikantentang masalh-masalah dan kemajuan yang ditemui secara periodik.
27. Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atu contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Metode ini tepat dipergunakan :
• Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari
• Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berpikir kritis,
• Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik
• Waktu yang tersedia sedikit
28. Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberan berbagai kasus , fakta , contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian sswa dibimbing untuk berusaha keras mensitesiskan, merumuskan atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajarn tersebut . Metode ini disebut metode discovery atau Socratic
Metode ini tepat digunakan :
• Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan , terampil mengulang pertanyaan dan sabar
• Waktu yang tersedia cukup panjang
29. Metode KaryaWisata
Ialah Suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para siswa dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata.
Kelebihan Metode Karyawisata :
• Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
• Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat
• Pengajaran daoat lebih merangsang kretifitas anak
Kekurangan metode ini :
• Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
• Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang
• Sering unsure studinya terabaikan
• Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik siswa di lapangan
• Biaya nya cukup mahal
• Memerlukan tangung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata jangka panjang dan jauh
30. Metode Eksperimen
Metode ini adalah metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan
Kelebihan metode eksperimen :
• Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
• Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi
• Akan terbina manusia yang membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia

Kekurangan Metode Eksperimen :
• Tidak cukup alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen
• Metode ini menuntut ketelitian , keuletan dan ketabahan
• Memerlukan jangka waktu yang lama
• Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi
31. Metode Bercerita
Ialah suatu cara mengajar dengan bercerita. Pada hakekatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada oaring lain
Kelebihan Metode Bercerita :
• Guru mudah menguasai kelas
• Guru dapat meningkatkan kosentrasi siswa dalam waktu yang relative la,a
• Mudah menyiapkannya
• Mudah melaksanakannya
• Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah banyak
Kekurangan Metode Bercerita :
• Siswa terkadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat meengambil intisarinya
• Hanya Guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat
• Menyebabkan siswa pasif karena guru aktif
• Siswa lebih cenderung hafal isi ceita daripada sari cerita yang dituturkan

Daftar Pustaka :
1. Drs Sayiful Bahri Djamarah, Drs Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006
2. Drs Sayiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didk – dalam interaks edukatif, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan Pertama , Februari 2000
3. Dra. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mangajar, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008



 

<-Back

 1 

Continue->

Talenta School Hati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan LP2K TALENTA SCHOOL Transaksi via ATM yang sah hanya transaksi ke Rekening atas nama LP2K Talenta School This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free